My 2019 recap
Oke, jadi 2019 sudah di penghujung mata, tahun baru (dan dekade baru!) 2020 akan segera datang~ WELCOME!!! Setelah sekian lama libur menulis, mari kita lakukan rekap setahun ini sudah melakukan apa saja, pergi kemana saja, dan mencapai apa saja :)
Setelah ditelusuri, ternyata saya tidak membuat post rekap tahun 2018 ya. Dan setelah diingat-ingat, oh ya, kan tahun baruan 2019 pas lagi di Korea.... Yap, jadi 2019 saya dibuka dengan cukup spesial, yaitu liburan keluarga ke Korea Selatan. Cerita lengkapnya bisa liat di sini (1, 2, 3, 4). Kalau diingat-ingat lagi, rasanya kayak baru kemarin di sana karena masih jelas banget memori-memori perjalanan disana. Hmmm.. karena lumayan berkesan kali ya. Dan perjalanan ini juga yang bikin saya makin termotivasi untuk travelling ke berbagai tempat, di dalam maupun luar negeri dan berusaha mengambil pembelajaran dari perjalanan tersebut.
Dalam hal 'jalan-jalan' ini, tentu saja rute favorit saya adalah Bandung dan Jogjakarta yang tahun ini juga dikasih kesempatan untuk pergi ke sana. Apalagi Jogja tahun ini adalah pertama kalinya pergi sekeluarga dan sewa Airbnb ala-ala rumah lokal, jadi terasa banget hawa liburan santainya, yang berujung tidak melakukan aktivitas apa-apa selain makan bakmie, gelato dan menonton sendratari ramayana. Destinasi baru tahun ini adalah Tegal, sendirian dan cuma sebentar saja untuk menghadiri pernikahan teman, juga Dieng! Ikut open trip ke Dieng bareng temen-temen SMA juga menjadi perjalanan yang cukup berkesan buat saya sampai saya bikin post khusus menceritakan 'suka dukanya' disini.
Nanti kita lihat ya 2020 Anisah akan pergi kemana saja~~ hehe.
Untuk hal-hal baru, rasanya 2019 ini banyak hal yang saya coba lakukan. Pertama, mulai mencoba investasi. Awalnya belajar reksadana, trus saham (yang akhirnya mandeg karena orangnya takut mengambil resiko) dan alhamdulillah bisa rutin beli SBN (Surat Berharga Negara) dalam bentuk SBR dan ST walaupun jumlahnya tidak banyak sih. Tapi lumayan, merasa berjasa membantu negara daripada uangnya cuma duduk manis di tabungan kan, hehe.
Hal baru lainnya adalah pindah divisi di kantor! Setelah cukup lama merasa stuck, akhirnya memberanikan diri untuk mengambil tawaran pindah divisi (meskipun dengan penuh rasa bersalah ke bos dan teman-teman) dan alhamdulillah ternyata menyenangkan :) Di tempat baru pun, orang-orangnya baik, suasananya kekeluargaan, dan yang penting atasannya cukup memberdayakan para staf-stafnya. Saya pribadi merasa dengan pindah divisi saya mendapat banyak tantangan baru, ilmu baru dan juga merasa jati diri kembali sebagai seorang Engineer, hehe. Walaupun masih tidak menutup kemungkinan berpindah karir di masa mendatang, setidaknya perubahan ini membuat saya (insyaa Allah) jadi lebih berani untuk mengambil tantangan-tantangan lain ke depannya.
Lalu, tepat di akhir tahun 2018 saya memulai freelancing di salah satu startup sebagai research analyst. Jobdesc-nya cukup simpel, membuat laporan dengan basis desktop research sesuai permintaan klien. Sebenarnya gampang-gampang susah sih kerjaannya, tapi lumayan buat selingan dan tambahan wawasan karena sering banget dapat topik yang kurang familiar (yang kadang berujung laporannya banyak dikomen sama project coordinatornya, hehe).
Hal baru lainnya adalah jadi timses di Pemilu 2019. Ceritanya lengkap dengan segala emosi kekesalannya udah pernah saya tumpahkan di post ini. Alhamdulillah, Mba Mitha terpilih jadi aleg untuk DPRD dan sampai sekarang masih suka dipanggil buat bantuin beliau kalau perlu bantuan bikin acara. Jujur, senang dan tenang banget melihat ada orang di dekat kita, yang kita kenal baik, menduduki posisi wakil rakyat dan mengabdi untuk masyarakat. Mbanya selalu berusaha untuk tanggap terhadap kebutuhan masyarakat walaupun tidak bisa dipungkiri belum semua aspirasi masyarakat bisa direalisasikan. Coba kalau semua aleg kita seperti itu, sejahteralah Indonesia~ hehe.
Sebenerya masih ada beberapa hal lain yang mau saya share, seperti ikut online course di Coursera dan Udemy, mencoba langganan Spotify premium juga mulai mendengarkan podcast, tapi apa daya ketahanan menulis makin menurun sepertinya, jadi lain kali saja ya ceritanya.
Terakhir, sepanjang 2019 ini, yang paling meninggalkan kesan mendalam semuanya terjadi di 2 bulan kebelakang (November dan Desember). Dan penyebabnya tidak lain karena ARASHI. Memang ini grup sesuai namanya (Arashi = Storm) bikin kehebohan dari bulan November dan belum berhenti sampai sekarang. Yap, saya adalah fans 'berat' Arashi dari SMP sampai sekarang, meskipun saya jarang menampakkan hal tersebut ke dunia luar tapi tingkat 'kesukaan' saya terhadap Arashi tuh lumayan parah sih, sampai semua teman-teman dekat saya (SMP, SMA, dan kuliah) tahu segimana sukanya saya terhadap boyband ini. Tapi sejujurnya saya bukan tipe yang fangirling, membeli album dan merchandise, dll. Yaa, tipe yang mengagumi dalam diam lah (dan gratis, wkwk :p). Tapi tiba-tiba si Arashi ini membuka akun medsos dimana-mana (FB, Twitter, IG, Tiktok, Weibo) dan mengumumkan kalau mau press conference ke 4 kota di Asia, termasuk JAKARTA! Langsug jiwa fangirl diri ini akhirnya bangkit dari kuburnya~~ Setelah itu pun masih belum berhenti kejutan-kejutannya, mulai dari single digital baru, Arashi now available on Spotify, tampil di acara sana-sini dan katanya masih banyak lagi yang belum mereka umumkan ke para fansnya. Sejujurnya, sampai sekarang masih 'mabok' Arashi karena akses informasi ke mereka gampang banget sekarang (dan jadi turut simpati sama para kpopers yang tak kenal lelah mengejar idolnya) jadi sekarang ada dalam tahap mengembalikan kesadaran diri dan tetap menjaga rasionalitas supaya tidak kebablasan (terutama kebablasan dompet :p).
Dan lucunya lagi adalah di tengah-tengah segala ke-hectic-an Arashi ini, saya mendaftarkan diri untuk mengikuti JLPT (Japanese Language Proficiency Test) N2 di awal Desember kemarin. Daftarnya sih sudah dari bulan Agustus karena iseng aja, ingin mengukur kemampuan diri dan lumayan untuk bekal menjadi penerjemah (kalau ada niatnya). Nah, setelah kehebohan Arashi ini, saya jadi makin semangat buat belajar bahasa Jepang, tergetnya supaya bisa mengerti 99.99% apa yang mereka katakan di TV show atau acara-acara lainnya. Entah kenapa merasa timingnya tuh pas banget dan rasanya bahasa Jepang saya meningkat 200% dari sebelumnya yang payah banget dalam kanji jadi bisa baca kira-kira 60% kanji untuk percakapan umum.
Ya, sekian dulu rekapan 2019 saya. Tidak perlu kesimpulan ya, intinya sih saya cukup happy menjalani tahun 2019 dan berkurang gala-galaunya dibanding dengan masa-masa setelah lulus kuliah. Perubahan pikiran paling besar yang saya alami setelah melalui satu tahun ini adalah tentang openness, keterbukaan atas segala sesuatu dalam hidup, bahwa cara hidup itu tidak cuma satu tapi ada banyak jalan yang bisa kita tempuh. Tidak perlu berusaha untuk settle atau memaksa diri untuk settle dalam satu kehidupan karena seringkali ketika kita merasa sudah cukup dengan kehidupan yang sekarang, maka hidup itu akan memberikan banyak kejutan baru untuk diri kita.
Keep positive in 2020 semua!
Comments