PART 1
*****
DAY 2
Malam sebelumnya, saya dan Shofi memutuskan untuk ke Batu Caves. Setelah browsing, kami memutuskan ke Batu Caves dengan KTM, semacam kereta antarkota sepertinya. Naiknya dari KL Sentral tentunya~ Alhamdulillah, pilih hotel di KL Sentral :D haha. Saran saya, cari tahu dulu jadwal KTM-nya karena frekuensinya ga terlalu banyak, kira-kira 40 menit sekali. Kami naiknya jam 10 pagi, sebelumnya sarapan dulu KFC yang ada di stasiun. KTM bisa dibayar menggunakan TnG card dengan tarif RM 3.6 (kalau ga salah) sekali jalan langsung sampai ke stasiun Batu Caves.
|
Batu Caves dan Murugan statue |
Batu Caves terkenal dengan 272 anak tangga menuju ke gua utamanya, yaitu Temple Cave. Ke Temple Caves ini gratis, dan mungkin karena kami ke sana hari Sabtu, penuh BANGET manusianya.
|
Yey, sampai juga! |
Jangan kaget, saya naik loh 272 anak tangga itu (wkwk, so proud). Anisah kan anti mager (kalau sedang liburan saja). Dan suasana di sana ramai sekai, bercampur antara turis dan orang-orang yang datang beribadah.
|
Ramainya orang beribadah di salah satu temple |
|
Suasana di dalam Temple Cave |
Kalau dipikir, hebat ya orang-orang yang datang kesini untuk beribadah. Tantangannya luar biasa loh, harus melewat 272 anak tangga dulu :") Banyak juga saya lihat para lansia, anak kecil atau pun ibu-ibu yang gendong anak bayinya menaiki tangga menuju Temple Cave. Huhu, salut.
Sudah selesai sigthseeing-nya di Temple Cave, saya dan Shofi memutuskan ke cave yang lainnya, yaitu Ramayana Cave. Kalau yang ini, kita harus bayar RM 5. Isinya ada patung-patung yang menggambarkan alur cerita Ramayana. Lumayan menyenangkan dan menambah ilmu sih tentang cerita Rama. Sekalian refreshing lagi cerita yang pernah ditonton waktu pertunjukan Ramayana Ballet di Candi Prambanan.
|
Ramayana Cave |
Lelah sangat, akhirnya kami balik ke KL Sentral lagi dan beristirahat.
|
Bonus foto makanan KFC. Nasinya berwarna kalau disini. |
Ga lama kemudian, berangkat kembali kita ke daerah Petaling Street dan Masjid Jamek. Sebelumnya mampir dulu ke Central Market yang dikenal sebagai tempat beli oleh-oleh. Lalu, lanjut ke Petaling Street atau dikenal juga daerah Chinatown. Ternyata di Petaling Street itu sepanjang jalan penuh dengan jualan baju, tas, jam tangan, dan barang-barang 'branded' lainnya (yang saya dan Shofi fix setuju mereka barang KW, hehe). Kita cuma numpang jalan sebentar dan langsung menuju Masjid Jamek, by foot. Hehe, emang deket kok.
|
Penampakan Masjid Jamek di sore hari |
|
Masjid Jamek |
Kami sholat dan istirahat di sana karena jujur, kakinya udah mati rasa banget kebanyakan jalan :") Duduk-duduk di selasar masjid Jamek sambil menunggu Chusna karena kami janjian ketemu di sana malamnya. Saya juga nemu jajanan minum yang seger banget, namanya ais limun. Ya, seperti namanya, ini simply es jeruk nipis sih. Tapi seger banget, harganya cuma RM 2 dan dijual di mana-mana!
|
The air limun |
Akhirnya kami bertemu Chusna dan makan malam di President's Corner, dekat Masjid Jamek. Makannya roti canai yang super murah, cuma sekitar RM 2.5, kenyang pula. Kami bertiga balik lagi ke masjid Jamek untuk sholat dan selanjutnya menuju Gedung Sultan Abdul Samad dan Merdeka Square.
|
Gedung Sultan Abdul Samad. Kalau weekend, car free day katanya. |
|
Dataran Merdeka |
|
Dataran Merdeka + Abdul Samad
(maaf, captionnya kurang kreatif) |
|
Lagi ada Festival Hari Persekutuan Wilayah pas ke sana |
Gedung Sultan Abdul Samad itu gedung yang didirikan waktu pendudukan British di Malaysia sebagai administrational building. Sekarang gedungnya masih dipakai sebagai gedung pemerintahan (katanya sih) tapi karena arsitekturnya bagus banget, jadi salah satu lanskap utama KL juga. Di depan gedung ini ada lapangan luas namanya Dataran Merdeka yang (katanya) tempat Malaysia proklamasi kemerdekaan. Setelah itu kami berjalan pulang sambil melewati Masjid Jamek lagi~
|
Sungai depan Masjid Jamek jadi kayak gini kalau malam. |
|
Masjid Jameknya jadi kayak gini :) |
Terima kasih banyak Chusna!
*****
DAY 3
Hari ketiga, kami berdua pergi ke Melaka! Ini salah satu destinasi yang paling saya highly anticipated, karena hampir semua artikel yang saya baca di internet merekomendasikan untuk pergi ke Melaka.
Jadi, untuk pergi ke Melaka ini step-stepnya agak ribet. Pertama, kamu harus pergi ke Terminal Berpadu Selatan (TBS) via apa pun (kalau kami naik LRT/MRT) dan dari terminal itu baru beli bus menuju Malaka Sentral. Fare-nya bermacam-macam karena ada banyak pilihan bus dari TBS yang menuju Malaka, range harganya RM 10-15. Nah, setelah sampai Malaka Sentral, kamu masih harus mikir bagaimana caranya dari Malaka Sentral ke pusat kota. Cara paling praktis adalah naik taksi, atau pesan grab. Tapi karena mau yang murah, kami menunggu bus umum namanya Panorama Malaka yang harganya RM 2 perorang, turunnya di Bangunan Merah.
Sampailah di Melaka!
|
Bangunan Merah |
Banyak spot turis di Melaka yang masuk ke dalam UNESCO World Heritage, termasuk A Famosa dan St. Paul, bangunan peninggalan penjajahan kaum Eropa di Malaysia.
|
Di dalam St. Paul |
|
A Famosa, bagian benteng zaman penjajahan yang masih tersisa |
|
Chirst Church |
Mungkin karena kami datang di hari Minggu, Melaka rasanya tumpah dengan turis, haha. Banyak yang menawarkan 'becak' di sekitar Bangunan Merah juga. Setelah itu, kami langsung menuju Jonker Walk untuk mencari makan siang karena udah laper banget. Maklum sarapannya cuma sandwich family mart :") Kami menuju tempat makan terkenal, yaitu Jonker 88. Katanya cendol di sini enak dan yang penting halal, karena di Jonker Walk itu kebanyakan Chinese Retaurant yang belum jelas kehalalannya. Yang mau makan di Jonker Walk, harus banyak-banyak browsing dulu ya!
|
Jonker Walk. |
Saya dan Shofi sama-sama pesen Jumbo Laksa dan saya beli cendolnya juga :D
|
Penampakan Jonker 88. Tokonya kecil dan self-service. |
|
Jumbo Laksa Asam dan Cendol. Yum! |
Porsinya besar banget sih, tapi karena kami berdua kelaparan jadi habis dalam sekejap, haha. Setelah itu kami pergi ke masjid terdekat, namanya Masjid Kampung Kling. Masjidnya kecil tapi nyaman banget dan interiornya bagus :)
|
Kaya istana jawa versi kecil gitu. |
|
Banyak aksen emas dan merah yang bikin keliatan mewah. |
|
Temple yang ada di dekat Masjid. |
Sebenarnya masih banyak banget yang bisa dieksplor di Melaka. Tapi kami berdua udah terlalu lelah (sudah terlalu banyak jalan dari 2 hari lalu) dan ga mood untuk lanjut eksplor lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja.
Dari Bangunan Merah itu kami naik grab ke Melaka Sentral dan kembali dengan bus ke KL.
Kesimpulan saya dan Shofi setelah ke Melaka adalah: harus siap fisik dan bawa banyak UANG. Berbeda dengan KL, Melaka itu daerahnya touristy sekali, banyak yang bisa dikunjungi tapi kebanyakan berbayar, termasuk museum-museumnya dan wahana-wahananya. Trus, banyak juga toko-toko craft yang super lucu dan bisa banget jadi oleh-oleh atau pun beli buat kenang-kenangan. Jadi, persiapkan diri sebaik-baiknya ya sebelum ke Melaka.
Sepulangnya dari Melaka, kami berdua udah capek banget dan sore sampai malah hari itu kami ga keluar-keluar lagi, cuma ke KK dan beli cup noodle untuk makan malam, hehe. Badan harus dikasih istirahat~
*****
DAY 4
Jadwal kami di hari keempat adalah Genting Highland! Cara paling enak ke Genting Highland adalah naik bus dari KL Sentral. Tiketnya bisa dibeli di terminal bus KL Sentral yang ada di lantai basemen. Atas saran dari Chusna, kami udah beli tiket busnya dari 3 hari yang lalu karena katanya sering kehabisan kalau beli di hari H. Harga one-way RM 4.9 plus cable car-nya RM 9 (one-way), jadi total transportasi ke sana adalah RM 27.8 (sekitar Rp 95 ribu) untuk PP.
Jadi, busnya ini dari KL Sentral akan menuju Awana Bus Terminal yang langsung tersambung dengan Awana Stasiun tempat naik cable car. Nah, dari situ kita bisa ke Avenue K, mall yang ada di puncak Genting Highland ini. Di tengah-tengahnya, ada sebuah temple, namanya Chin Swee Temple. Kalau kami sih, main-nya mau lihat-lihat temple itu. Di gentingnya sih ga ada tujuan, maklum liburan paket hemat, haha.
|
Naik cable car, melewati hutan |
|
Kawasannya hijau banget |
Yang paling menyenangkan dari Genting adalah udaranya sejuk banget! Karena ada di dataran tinggi sih, jadi sejuk dan banyak angin. Kami yang jalan kaki pun ga terlalu terasa capek, ga kaya pusat kota KL yang panas :p hehe
Chin Swee Temple ini menarik banget loh untuk dieksplor, saya rekomendasi banget. Dan dia juga sangat instagrammable, hehe.
|
Chin Swee Temple |
|
Suka! Karena dia ga terhalang dengan gedung tinggi lain. |
Hal lain yang bikin betah adalah, dia bukan cuma untuk lihat pemandangan saja, tapi ada lorong-lorong yang berisi patung-patung dan penjelasannya tentang cerita-cerita ajaran Budha. Jadi, sekalian bisa nambah pengetahuan kan.
|
Cerita Sun Wukong a.k.a Kera Sakti |
|
Patung-patung yang mengilustrasikan ajaran Budha |
Oh ya, Chin Swee Temple ini bisa dinaikin juga loh, total ada 9 lantai. Saya dan Shofi berhasil menaklukkan 'kemageran' dan naik sampai lantai teratas. Wkwkw, bangga :D
|
Tangga Ujian |
|
Pemandangan dari Lantai 9 Chin Swee Temple |
Setelah puas keliling, kami melanjutkan perjalanan ke atas menuju Mall Avenue K.
Di mall ini, sebenrnya banyak theme park dan wahana seru yang bisa dicoba. Tapi kami berdua ga terlalu minat sama yang kaya gitu, hehe. Jadinya mati gaya deh, kami cuma makan siang dan beli boba, hehe.
|
Ada Doraemon Pop-up Store! |
|
Nyobain Xing Fu Tang for the first time.
Haha, jauh amat ya harus ke Malaysia dulu. |
|
Tiap jam, ada pertujukan pakai bola-bola gitu, bagus deh. |
Kami naik bus pulang yang jam 4, sekitar jam 5 udah sampai di KL Sentral. Istirahat di hotel dan kami keluar lagi untuk makan malam. Akhirnya kami ke daerah Bukit Bintang yang sangat terkenal night life-nya.
|
Jalan Alor Night Food Market |
|
Menu makan malam kali ini Kwetiau :) |
Meskipun Jalan Alor ini sangat ramai, tapi yang muslim harus hati-hati karena kebanyakan adalah Chinese Restaurant yang belum jelas halalnya. Dan para pekerja restaurant ini getol banget untuk menarik pelanggan. Mereka udah standby di sepanjang jalan, nunjukin menu ke turis yang lewat bahkan sampai diikutin, dibujuk-bujuk supaya tertarik makan di restaurant mereka. Haha, luar biasa ya. Karena di ronde pertama kami bingung menentukan pilihan restoran, akhirnya kami memutuskan untuk mencari restoran yang ada orang berkerudungnya, supaya lebih meyakinkan kalau tempat itu halal. Dan sampailah kami di suatu restoran makanan Thailand.
Setelah makan, saya ingin mencari oleh-oleh coklat untuk orang-orang kantor. Jadi, kami berjalan ke Pavilion, mall yang ada di daerah Bukit Bintang. Alhamdulillah, di sana ada toko Beryl's dan selesai sudah PR mencaro oleh-olehnya, haha.
|
Pavilion |
- To be continued-
Comments