Trip to KL and around: Part 1 (Prep, Day 1)
Anisah butuh liburan (lagi), makanya berangkat lah saya dan adik (Shofi) ke Kuala Lumpur dan sekitar di awal Februari kemarin.
Kenapa Malaysia? Nah, ini agak panjang ceritanya.
Pada awalnya, saya minta izin pergi solo travelling ke orang tua, ke Malaysia. Pikirnya kan Malaysia itu suasananya ga jauh beda dari Indonesia, mayoritas muslim juga jadi relatif lebih aman dan yang paling pentingnya ibu saya juga sudah pernah ke Malaysia bareng temen-temennya. Saya udah pede banget pasti diizinin ke Malaysia sendiri. Eh, taunya malah...
"Teteh perginya sama Shofi aja, jangan pergi sendiri"
"Tapi Shofi kan ga punya uang"
"Yaudah, yang bagian Shofi, Ummi yang bayarin. Kamu pergi ke Malaysia sama Shofi."
The end. Jadilah, saya dan Shofi berangkat menuju Malaysia. (Haha, mohon maaf agak antiklimaks).
*****
Langsung menuju cerita perjalanannya. Kalau kalian para pembaca mengikuti cerita travelling saya dan keluarga ke Korea, mungkin kalian akan tau kalau saya tuh tipe-nya planner banget. Inginnya per menit direncanakan pergerakannya supaya tidak ada waktu terbuang. Kan sayang ya, udah menghabiskan uang banyak tapi tidak bisa termanfaatkan dengan baik. Tapi kali ini, jujur mood saya agak berbeda. Saya ingin mencoba gaya liburan yang lebih rileks dan agak spontan, yang artinya persiapan seminim mungkin. Penasaran aja, sebenernya saya cocok ga sih dengan gaya travelling yang seperti itu?
*****
Persiapan
1. Tiket pesawat
Jujur, saya ga mencari tiket promo untuk perjalanan ini, tapi tetep berusaha cari yang murah Solusinya adalah AirAsia. Hehe, saya emang customer setia AirAsia sih. Menurut saya harganya masih reasonable, gapapa lah sempit-sempitan sedikit, toh 2 jam doang, wkwk. Saya belinya sekitar H-2 bulan, harganya 1 juta PP. Kalau sedang beruntung, bisa dapet 600 ribu PP kok :)
2. Penginapan
Saya mikir cukup lama untuk menentukan penginapan. Syarat mutlaknya adalah harus dekat dengan stasiun transportasi publik, kalau bisa cuma 2 menit jalan. Nah, saya lumayan galau memilih daerah penginapan ini, mau di Bukit Bintang yang memang daerah turis dan nightlife-nya oke atau di KL Sentral yang merupakan stasiun pusat di KL dan bisa naik LRT, KTM dan bus dengan mudah dari sini.
Setelah diskusi dengan Shofi, akhirnya kami memutuskan untuk menginap di daerah KL Sentral mengingat kami mau ke daerah yang agak jauh dari KL, dan lebih praktis kalau berangkatnya langsung dari KL Sentral.
Hotel yang kamu booking adalah Easy Hotel. Dan kami sama sekali tidak menyesal memilih hotel ini! Literally, lokasinya ada di samping stasiun (turun eskalator stasiun dan langsung kelihatan di sampingnya) dan harganya pun bersahabat :) Saya booking via agoda (karena agoda yang menawarkan rate paling murah setelah dibandingkan dengan web lain) dengan total chargenya 1.3 juta untuk 4 malam, bed-nya ukuran double.
3. Itinerary
Nah, seperti yang sudah dibilang, saya mau mencoba gaya liburan santai, jadi saya ga bikin itinerary yang detail. Tapi jujur, agak takut juga kalau pergi ke luar negeri dengan otak kosong, jadi saya tetep baca-baca tentang itinerary KL di internet dan menitikkan spot-spot yang menarik di google maps.
Cara ini sangat membantu karena minimal saya sudah ada bayangan mau kemana meskipun tidak pakai itinerary dan bisa mengelompokkan detinasi tujuan sehingga bisa memutuskan apakah kesananya bisa jalan kaki atau haus naik transportasi umum.
4. Transportasi Bandara dan Internet
Mempersiapkan transportasi dari/ke bandara itu penting karena kebanyakan bandara itu letaknya masih jauh dari pusat kota. Untuk KLIA, pilihannya ada banyak, naik kereta, bus, grab, bisa juga sewa private car/taksi. Mungkin kalau mau nyaman, bisa pilih naik grab. Kalau mau cepat, bisa pilih kereta. Saya memilih naik bus karena mau yang paling MURAH. Haha.
Saya beli tiketnya via website liburan terfavorit, yaitu Klook dengan harga Rp 40 ribu perorang sekali jalan (KLIA2 - KL Sentral). Sebagai perbandingan, kalau naik kereta bandara, sekali jalannya perorang Rp 150 ribu (KLIA2 - KL Sentral). Kalau naik grab, kira-kira RM 65 (~ Rp 250 ribu) belum termasuk tol. Mungkin ini bisa menjadi pertimbangan buat yang ke depannya mau ke KL ya :D
Satu lagi persiapan yang krusial adalah internet. Pilihannya bisa sewa wifi pocket, beli simcard MY, atau beli paket data roaming dari provider di Indonesia. Opsi paling hemat adalah beli simcard, harganya Rp 80 ribu per simcard. Dapat paket internet 15 GB berlaku untuk 7 hari. Lagi-lagi belinya di Klook ya.
*****
DAY-1
Kami berangkat dengan penerbangan terpagi, jam 5.15 dari CGK. Mendarat di KLIA2 sekitar jam 8 dengan penerbangan sekitar 2 jam (KL 1 jam lebih awal dari Jakarta). Kami langsung menuju terminal bus dan naik bus menuju KL Sentral, kira-kira 1 jam perjalanan. Sesampainya di KL Sentral, kami makan di Burger King terdekat (karena udah laper bangett) dan langsung menuju hotel. Rencana awalnya kami cuma mau titip koper aja karena waktu check-in nya masih jam 2, tapi kata mas-mas receptionist-nya sudah boleh check-in, padahal masih jam 10 pagi. Lucky us! Jadilah kami masuk kamar dan berleha-leha dulu.
Tujuan pertama kita adalah Muzium Negara. Hehe, kita berdua emang senang ke museum dan sekalian bisa ngadem karena... panas banget kaya Jakarta :")
Penampakan luar Muzium Negara |
Selanjutnya kami menuju National Mosque of Malaysia, sekalian sholat dan istirahat. Masjidnya besar, megah, bagus banget pokoknya. Begitu sampai di sana, ternyata banyak juga turis non-muslim yang sedang mengantri di depan masjid, mengambil jubah supaya bisa masuk ke area masjid. Kalau kami sih, langsung masuk saja~ haha.
Suasananya adem, dikelilingi kolam dan air mancur |
Interior masjidnya cantik banget :) |
Pemandangan dari masjid, ternyata itu gedung pemerintahan |
Transportasi di Malaysia
Oh ya, untuk transportasi di sana, kami kebanyakan menggunakan LRT dan MRT. Sistem transportasi di KL sudah bagus banget, terintegrasi satu sama lain, mirip Singapura. Tiketnya bisa beli single trip token atau beli Touch n Go Card, semacam Ezlink-nya Singapura atau T-money-nya Korea. Tapi, kekurangannya TnG card ini ga bisa di-refund kalau ada sisa saldo, jadi harus hati-hati kalau mau top-up. Dikit-dikit aja. Kami juga awalnya cuma top-up RM 20 (plus harga kartunya RM 5), dan top-up lagi RM 10. Segitu cukup untuk 4 harian (tapi tergantung itinerary kalian juga). Info lebih lanjut coba kepo-kepo aja di webnya ya, https://www.myrapid.com.my
Ga pakai grab aja, nis?
Bisa juga kalau mau pakai grab. Tapi setelah liat-liat rate di Malaysia, saya dan Shofi menyimpulkan kalau grab itu akan jadi opsi hemat kalau kalian travelling minimal ber-4 karena fare grab di KL adalah minimal RM 6 dan rata-rata bisa kena RM 9 hingga belasan (Rp 30 ribu ke atas). Sedangkan, naik LRT/MRT itu fare-nya rata-rata RM 1.5 - 2.5. Jadi, untuk kami yang cuma sebatang kara ini, naik LRT/MRT tetap pilihan paling ramah budget sih. Gapapa, sekalian olahraga.
*****
Malamnya, kami memutuskan untuk ke Twin Tower. Sebelumnya, makan dulu di ABC Bistro Cafe, persis di sebelah hotel. Saya pilih menunya nasi lemak. Rasanya biasa aja sih, lebih enak nasi uduk kok, haha.
Oh ya, fun fact. Kata Chusna (adek kelas yang kerja di KL), di Malaysia itu semua-muanya dikasih susu kental manis. Jadi, kalau di menu ada tulisan Teh, berarti teh dikasih susu kental manis, kalau Teh'O berarti teh doang. Wkwk, lucu ya. Jadi, hati-hati kalau kalian pesen kopi, nanti yang dateng adalah kopi + susu kental manis, jangan lupa bilangnya kopi'O.
Next, kita ke mighty Petronas Twin Tower. Ini pertama kalinya aku melihat twin tower dengan mata kepala sendiri. Kalau malem bagus ya :) Dan sesuai ekspektasi, banyak banget orang-orang berfoto di depannya.
Halo, akhirnya kita ketemu ya |
Comments