A Week in South Korea: Part 4 (Last day, Arrival)
Oke, mari kita selesaikan series A Week in South Korea ini, karena udah lama ceritanya menggantung ya. Ternyata udah lewat 4 bulan dari liburan terakhir ke Korea, tapi kok rasanya kaya udah kejadian lama banget ya? hehe.
DAY-7 (Last Day)
Akhirnya sampai juga di hari kepulangan~ First thing to do is the morning is, of course, PACKING! Mana ummi salah banget malam sebelumnya pake nyuci baju :") jadinya baju basahnya kita hamparin di lantai penghangat, untung cepet keringnya, alhamdulillah (lesson learned, jangan nyuci di malam terakhir liburan ya).
Kita harus check-out dari Airbnb kita jam 11 pagi, padahal penerbangan pulang kita masih jam 11 malam, hayoloh. Tadinya kita mau minta izin ke Paul (host Airbnb kita) supaya kita bisa titip barang-barang dulu sampai kira-kira jam 6 malam, tapi ternyata Paul bilang kalau sorenya rumahnya akan ada tamu lain lagi. Dia kasih info kalau di stasiun ada banyak loker buat titip barang, yasudah deh, kita segera berangkat ke stasiun untuk titip barang. Stasiun yang kita tuju adalah Seoul Station, yang sebelumnya udah kita survey, punya banyak loker. Ternyata hampir semua stasiun ada loker barangnya, maskin besar stasiunnya, makin banyak juga lokernya. Cara titipnya gampang (meskipun di awal rada bingung juga karena instruksinya rada ga jelas gitu), tinggal pilih loker mana yang mau dimasukkan barang, bikin password, masukin barangnya dan tutup! Pembayarannya bisa dengan T-money dan ukuran lokernya macam-macam, dari yang besar sampai yang kecil. Untuk barang kita berempat, kita pakai dua loker besar :)
Setelah berhasil menitipkan barang, kita diskusi sebentar mau pergi ke mana selanjutnya karena memang belum bikin itinerary untuk hari itu. Akhirnya kita memutuskan untuk ke Changdeokgung Palace.
Kompleks Changdeokgung Palace ini lebih kecil dari Gyeongbokgung, tapi dikatakan kalau ini justru istana utama semasa kerajaan di Korea, karena di sini para raja sesungguhnya tinggal saat Dinasti Joseon (monmaap, ga hafal sejarah korea). Tapi menurut aku pribadi juga, suasana Chongdeokgung ini lebih menenangkan dari pada Gyeongbokgung yang terlalu hiruk pikuk dan besar banget, jauh mau kemana-mana. Kalau disini, bangunannya lebih berdekatan dan bilik-biliknya lebih kecil. Sebenernya disini ada yang namanya Secret Garden, suatu taman tempat para raja beristirahat. Tapi untuk masuknya harus bayar lagi dan harus ikut guided tour yang jamnya kurang pas sama jadwal kita, jadi kita akhirkan setelah keliling kurang lebih 1 jam~ (maaf, kita ga foto-foto di sini karena semuanya udah capek sama kamera, wkwk)
Selanjutnya, off to our last meal in South Korea!! Kita menuju EID Restaurant di daerah Itaewon. Sekalian sholat di masjid Seoul sekali lagi sebelum pamitan sama Korea, hiks. Eid retaurant ini termasuk salah satu restaurant pertama di korea yang mendapat sertifikasi halal , ownernya muslim, dan ternyata dia sudah punya cabang di Malaysia. Pas kesana, yang punya ternyata memang orang Korea dan Malaysia (kayanya sih suami istri ya), dan pegawainya juga orang Malaysia. Menunya utamanya kaya bento set gitu, ada yang bulgogi, ayam, ada sup juga, menurut gue mirip Mujigae gitu. Rasanya enak dan kita semua menghabiskan bersih semua hidangannya. Aku tuh terkesan sama makanan Korea itu karena bahannya semuanya segar, ketauan dari rasanya sih, terutama sayur-sayurannya. Sejujurnya, aku bukan fans sayur, malah condong ke ga suka. Tapi harus diakui, menu sayur di Korea tuh enak banget, ga bikin eneg. Pantesan ya, orang korea sehat-sehat dan kulitny bagus-bagus, huhu.
Oh iya, EID restaurant ini tempatnya kecil banget ya, cuma kira-kira muat 10 pelanggan, jadi kalau bisa jangan di jam peak hour datengnya, karena pasti akan ramai.
Selanjutnya, meskipun udah capek, kita (aku sih lebih tepatnya) masih penasaran sama beberapa tempat. Jadilah kita menuju Dongdaemun Design Plaza dan Cheonggyecheon Stream sebagai destinasi terakhir.
DDM ini terkenal karena arsitekturnya yang unik banget, dan banyak dijadikan tempat pameran artis-artis kontemporer gitu. Pas kesana juga lagi ramai pameran salah satu ilustrator terkenal (lupa namanya), ada juga bazar-bazar dan pameran seni karya kontemporer. Setelah itu, kita menyusuri Cheonggyecheon Stream. Aku pengen banget kesini karena pernah nonton Return of Superman yan episode Sam, William dan Bentley main-main di sini dan ada festival lampu gitu. Tapi kita salah strategi sih, karena Cheonggyecheon Stream ini lumayan panjang (kalau ga salah 10 km-an), harusnya yang kita datengin itu titik ujung startnya. Kita malah mulai dari tengah-tengah, jadi ga dapet apa-apa deh :") Tapi sepertinya tempatnya lumayan populer sebagai trek jalan di kalangan orang-orang lokal sih.
Dongdaemun ini emang paling bagus dikunjungin di malam hari, karena pencahayaan DDM akan sangat bagus di malam hari, dan Cheonggyecheon Stream juga bakal nyala-nyala di malam hari. Tapi karena jadwal yang tidak memungkinkan, kita cuma berpuas diri dengan liat-liat di sore hari deh.
Ya, setelah bercapek ria berjalan di Chenggyecehon Stream, kita balik lagi ke stasiun Seoul, ambil barang-barang dari loker dan off to Airport!
-THE END-
DAY-7 (Last Day)
Akhirnya sampai juga di hari kepulangan~ First thing to do is the morning is, of course, PACKING! Mana ummi salah banget malam sebelumnya pake nyuci baju :") jadinya baju basahnya kita hamparin di lantai penghangat, untung cepet keringnya, alhamdulillah (lesson learned, jangan nyuci di malam terakhir liburan ya).
Kita harus check-out dari Airbnb kita jam 11 pagi, padahal penerbangan pulang kita masih jam 11 malam, hayoloh. Tadinya kita mau minta izin ke Paul (host Airbnb kita) supaya kita bisa titip barang-barang dulu sampai kira-kira jam 6 malam, tapi ternyata Paul bilang kalau sorenya rumahnya akan ada tamu lain lagi. Dia kasih info kalau di stasiun ada banyak loker buat titip barang, yasudah deh, kita segera berangkat ke stasiun untuk titip barang. Stasiun yang kita tuju adalah Seoul Station, yang sebelumnya udah kita survey, punya banyak loker. Ternyata hampir semua stasiun ada loker barangnya, maskin besar stasiunnya, makin banyak juga lokernya. Cara titipnya gampang (meskipun di awal rada bingung juga karena instruksinya rada ga jelas gitu), tinggal pilih loker mana yang mau dimasukkan barang, bikin password, masukin barangnya dan tutup! Pembayarannya bisa dengan T-money dan ukuran lokernya macam-macam, dari yang besar sampai yang kecil. Untuk barang kita berempat, kita pakai dua loker besar :)
Setelah berhasil menitipkan barang, kita diskusi sebentar mau pergi ke mana selanjutnya karena memang belum bikin itinerary untuk hari itu. Akhirnya kita memutuskan untuk ke Changdeokgung Palace.
Foto dari sini |
Selanjutnya, off to our last meal in South Korea!! Kita menuju EID Restaurant di daerah Itaewon. Sekalian sholat di masjid Seoul sekali lagi sebelum pamitan sama Korea, hiks. Eid retaurant ini termasuk salah satu restaurant pertama di korea yang mendapat sertifikasi halal , ownernya muslim, dan ternyata dia sudah punya cabang di Malaysia. Pas kesana, yang punya ternyata memang orang Korea dan Malaysia (kayanya sih suami istri ya), dan pegawainya juga orang Malaysia. Menunya utamanya kaya bento set gitu, ada yang bulgogi, ayam, ada sup juga, menurut gue mirip Mujigae gitu. Rasanya enak dan kita semua menghabiskan bersih semua hidangannya. Aku tuh terkesan sama makanan Korea itu karena bahannya semuanya segar, ketauan dari rasanya sih, terutama sayur-sayurannya. Sejujurnya, aku bukan fans sayur, malah condong ke ga suka. Tapi harus diakui, menu sayur di Korea tuh enak banget, ga bikin eneg. Pantesan ya, orang korea sehat-sehat dan kulitny bagus-bagus, huhu.
Oh iya, EID restaurant ini tempatnya kecil banget ya, cuma kira-kira muat 10 pelanggan, jadi kalau bisa jangan di jam peak hour datengnya, karena pasti akan ramai.
Last meal in Seoul! @EID restaurant |
Bye, Seoul Mosque! Semoga bertambah ya masjid di Seoul :) |
Dongdaemun Design Paza (foto dari sini) |
DDM ini terkenal karena arsitekturnya yang unik banget, dan banyak dijadikan tempat pameran artis-artis kontemporer gitu. Pas kesana juga lagi ramai pameran salah satu ilustrator terkenal (lupa namanya), ada juga bazar-bazar dan pameran seni karya kontemporer. Setelah itu, kita menyusuri Cheonggyecheon Stream. Aku pengen banget kesini karena pernah nonton Return of Superman yan episode Sam, William dan Bentley main-main di sini dan ada festival lampu gitu. Tapi kita salah strategi sih, karena Cheonggyecheon Stream ini lumayan panjang (kalau ga salah 10 km-an), harusnya yang kita datengin itu titik ujung startnya. Kita malah mulai dari tengah-tengah, jadi ga dapet apa-apa deh :") Tapi sepertinya tempatnya lumayan populer sebagai trek jalan di kalangan orang-orang lokal sih.
Dongdaemun ini emang paling bagus dikunjungin di malam hari, karena pencahayaan DDM akan sangat bagus di malam hari, dan Cheonggyecheon Stream juga bakal nyala-nyala di malam hari. Tapi karena jadwal yang tidak memungkinkan, kita cuma berpuas diri dengan liat-liat di sore hari deh.
DDM |
Cheonggyecheon Stream |
Kita naik AREX lagi yang tiketnya udah kita beli dari Klook dan tinggal ditukar di counternya, seperti ini.
Selesai sudah perjalanan kita di Seoul, Korea Selatan dan kembali lagi ke realita deh!
Pulangnya kita naik AirAsia lagi dan kita beli bagasi 20 kg, karena barang kita bertambah berkat oleh-oleh yang bejibun, hehe. Sebelum counter check-in, ada timbangan digital untuk bagasi kita kok, jadi bisa ditimbang dulu bagasinya dan pastikan ga kelebihan atau kekurangan ya.
THE DRAMA PART
Jadi di perjalanan pulang ini, terjadi lagi suatu drama yang cukup bikin traumatized dan ga akan pernah dilupana seumur hidup, hiks.
Ceritanya, yang melakukan check-in di bandara adalah aku dan Shofi. Sebagaimana pas pergi, pulang pun kita naik pesawat ICN-KLIA, transit sebentar di KL, dilanjut KLIA-CGK. Begitu terima boarding pass, aku cuma ngecek punya boarding pass aku sendiri, "Oh, penerbanganya dari KLIA-nya jam 8 pagi", dan Shofi pun cuma ngecek puya dia sendiri yang jam penerbangan dari KLIA-ya sama kaya aku.
Yasudah lah, kita melanjutkan perjalanan seperti biasanya, naik pesawat dari ICN ke KL. Begitu sampai di KL, karena sudah mendekati waktu shubuh, kita segera ke mushola, sholat shubuh, dan duduk di bangku dekat mushola. Aku dan Shofi santai aja dong, orang penerbangan kita baru jam 8, masih sekitar 3 jam lagi. Nah, pada saat itu ada pengumuman pemberitahuan final call buat penerbangan ke Jakarta! Aku sih santai aja, karena mikirnya ga mungkin itu penerbangan kita, masih lama. Tapi ummi agak panik pas denger final call tersebut dan segera mengecek boarding pass dia, dan ternyata...
UMMI DAN AZZAM DAPET PENERBANGAN KE JAKARTANYA YANG JAM 6.30 PAGI, A.K.A PENERBANGAN YANG LAGI FINAL CALL TADI !!!!!
Wah, panik lah kita ga ketulungan, kaya dunia tuh mau runtuh rasanya (wkwk, lebay, tapi emang sepanik itu waktu itu). Lari lah kita ke arah gate yang ternyata jauuuuuuh banget dari titik awal kita, like 10 minutes running? Sumpah, itu tuh 10 menit paling mendebarkan dalam hidup aku tau ga. Mana masih harus turun eskalator dan lewatin security check pula. Tadinya petugasnya mau pake acara mau bukan koper aku segala, tapi karena aku bilang pesawatnya udah boarding (dan udah liat muka aku yang super panik), akhirnya kita dibolehin lewat cepat.
Dan... begitu sampai gatenya..... UDAH TUTUP DONG.
Kontan kita berempat langsung lemas tak berdaya, ummi udah kaya mau nangis mukanya hiks. Aku juga udah mikir, "Yaampun, harus beli tiket lagi" blablabla. Tapi ada ibu-ibu di deket kita yang ngomong, "Kak, itu tutup gatenya belum lama kok, coba masuk aja".
OK, aku langsung terobos aja sampai ketemu petugas di sana dan aku langsung teriak, "PAK, INI MASIH ADA 2 ORANG, BOLEH MASUK GA?" dengan nada super panik, dan petugasnya bilang (dengan raut agak kesal), "YA SUDAH, AYO CEPAT MASUK". !!!!
GUYS, JANGAN PERNAH MENYERAH SAMPAI TITIK DARAH PENGHABISAN!!!
ALHAMDULILAH, YA ALLAH.
Langsung ummi dan azzam lari masuk ke dalam, dan akhirnya mereka pun berhasil naik pesawat dengan selamat~ Kata ummi sih, pas mereka berdua sampai di bridge menuju pesawat, pas banget masih ada antrian terakhir lagi masuk pesawat di dalem jadi mereka ga telat-telat amat. Alhamdulillah, untung tidak menyerah :")
Tinggal lah aku dan Shofi yang masih punya waktu 2 jam lagi sampai penerbangan kita selanjutnya :") Dan kita pun berkumpul kembali dengan selamat di Jakarta~
Kejadian ini jadi lesson learned banget sih. Pertama, jangan menggampangkan sesuatu. Kedua, TELITI! Apalagi kalau perjalanan rombongan gini, banyak hal bisa terjadi. Ketiga, siaga dan peka sama keadaan sekitar. Coba aja kalau ummi ga panik dan ngecek boarding pass-nya sendiri, udah pasti lewat tuh penerbangannya. Tapi yaa, alhamdulillah 'ala kulli hal, ternyata pesawatnya masih rejeki Ummi dan Azzam, jadi mereka masih bisa naik dengan pesawat dengan selamat, fyuh :"D
Sekian kisah perjalanan A Week in South Korea yang ditutup dengan epic. Bener-bener pengalaman tak terlupakan secara keseluruhan dan yang pasti, bikin pengen balik lagi ke Korea! hehe. Ini baru Seoul dan belum berhasil dikelilingi semuanya. Masih ada daerah luar Seoul, Busan, Jeju, petualangan masih panjang! hehe, tapi duitnya juga butuh banyak ya --"
Lastly, I would like to thank all people and parties that contribute to make this trip comes true. Thanks to Paul for his amazing house, to Mr. Cha and the bus driver for the kind guide during Nami Island trip, for Mbak-Mbak penjual Manju Hana at Sukmyung Univ Station which became our most favourite snack after a long-walking day (it was cheap and really yum!). Thanks to Banana Milk which instantly became our favourite drink in Seoul, thank to Lotte Mart which provides complete groceries for us to survive in Seoul.
Thank to Ummi and Abi for sponsoring this trip (although Abi could not join the trip in the end :")
Thanks to Ummi, Shofi, Azzam for being a good companion during the trip, trusting and following me diligently throughout the trip.
And thanks to ME! for organising this trip (with many helps from Shofi) and for successfully make everything come true !! Of course, it was NOT a perfect trip, but we definitely enjoyed that with all the beauty and mess coming along. WE MADE IT, NIS :D
-THE END-
Comments