Bersikap baik di rumah

Sudah hari kelima WFH full. Dua minggu kemarin sistemnya masih 1 hari kantor, 1 hari rumah. Dan aku termasuk golongan bahagian dengan WFH karena... who doesn't love being at home? (mode introvert on). Terlebih karena aku bisa bagi waktu melakukan banyak hal dibandingkan ketika di kantor. Just FYI, sistem kerja di kantor aku termasuk yang strict, karena kita dikasihnya PC berkoneksi internet LAN, yang aksesnya terbatas (tidak bisa buka gmail, web berita mainstream, apalagi yutub :p). Sebetulnya gapapa kalau kerjaannya lagi banyak, jadi kita akan full occupied sama kerjaan. Tapi, kalau lagi idle, bosennya luar biasa karena ga bisa apa-apa. Kalau di rumah, aku merasa lebih produktif melakukan banyak hal. Misal, kalau kerjaan sudah selesai, bisa nonton netflix (eh) atau melakukan kegiatan edukatif lainnya. Yeay.

Tapi WFH juga memberikan banyak penyadaran sih, terutama tentang saya, rumah dan keluarga. Situasi sekarang membuat aku harus berada bersama keluarga 24 jam penuh, sholat bareng, makan bareng yang sebelumnya kami hanya bertemu pagi dan malam. Dan sudah beberapa hari ini aku merasa, sikap aku di rumah tuh... buruk banget, hehe. Entah kenapa ya, mungkin karena aku merasa terlanjur nyaman atau lebih tepatnya cuek dan bodo amat sama apa-apa yang dipikirkan keluarga, jadi keluar tuh semua jelek-jeleknya di rumah. Seolah kalau mau liat versi jelek sesungguhnya Anisah tuh tinggal liat aja Anisah versi rumah, hehe :"( Udah susah dibangunin, pemalasnya luar biasa, suka ngambek lagi. Ga banget deh pokoknya. Sampai aku sendiri kaget, 'yaampun kok kelakuan aku buruk banget ya', wkwk.

Kalau dipikir-pikir, aku emang take for granted banget keluarga yang aku punya sekarang. Gimana ya keluarga aku melihat diri aku selama ini? Mungkin mereka ga bakal percaya sih kalau aku bilang sebenarnya Anisah adalah orang yang baik hati dan penyabar. Hahaha.

Tapi aku bisa kok bersikap baik. Buktinya aku jarang punya masalah sama orang. Aku punya teman baik lumayan banyak. Kadang mereka cerita ke aku atau minta pendapat. Ya, berarti aku orangnya bisa dipercaya kan? (mencari pembenaran, hehe).

Toh, keluarga memang harus yang diprioritaskan untuk bersikap baik sih. Di islam juga diajarkan untuk berkasih sayang kepada keluarga, apalagi ke orang tua. Bukan kebalik, bersikap lebih baik sama orang lain yang baru membersamai kita beberapa lama saja. Kalau kata ummi, "Kalau kamu meninggal, yang akan paling inget sama kamu tuh, ya keluarga. Yang menguburkan keluarga, yang akan mengunjungi makam kamu tuh keluarga. Bukan temen-temen kamu". Iya banget :"(

Jadilah, Anisah mulai sekarang akan berusahan bersikap baik di rumah. Semoga aku ga take for granted terhadap keluarga. Wish me luck!


Comments

Popular posts from this blog

Singapore in 3D2N Part 2 : Itinerary

Pengalaman Ikut Test JLPT!

Testimoni Hamil dan Melahirkan