A Week in South Korea: Part 3 (Day 4, 5 & 6 - Namsan Tower, Gyeongbokgung, Masjid and Shopping!)

Here we back again. Udah mulai capek ya nulis series kaya gini, padahal baru Part 3 haha. Tapi sebenernya ingatanku mulai memudar sedikit terutama detail-detail kecilnya. Takut kalau ga segera ditulis nanti malah terlewat hal-hal menariknya, jadi ku menulis lagi di malam hari habis kerja yang di mana biasanya gue cuma leha-leha liat yutub atau nonton Waku Waku Japan. Bangga sama diri sendiri jadinya, hahah :)

Jadi, yang baru join bisa baca Part 1-nya di sini dan Part-2-nya di sana ya :)

Lanjut hari keempat penjelajahan kita berempat di Seoul.

DAY-4

Karena dua hari sebelumnya udah menguras tenaga habis-habisan (Everland dan Nami Island full day), kita memutuskan untuk istirahat sepuasnya di hari keempat ini. Jadi, setelah sholat subuh (sekitar jam 5.30 pagi adzannya), kita berempat kembali ke alam mimpi dan baru bangun lagi sekitar jam 10/11. Secapek itu kita ternyata, di samping suasana dingin yang bikin kasur itu kaya surga, hahaha :") Setelah puas berleha-leha, langsunglah siap-siap, makan siang (lebih tepatnya brunch), shalat dzuhur, lalu cabutlah kita dari rumah! Tujuan hari ini cuma satu, yaitu Namsan Tower karena kita udah beli tiketnya untuk tanggan tersebut dan ga bisa diganti, meskipun ga ada ketentuan jamnya jadi bebas mau masuk jam berapa juga.

Namsan Tower juga letaknya agak jauh dan untuk sampai kesananya ada beberapa opsi. Pilihan paling populernya adalah naik Cable Car (kaya di Boys Before Flower itu loh) atau naik bus umum. Karena kita tim hemat, jadi kita memutuskan untuk naik bus saja, sekalian nyoba karena sebelumnya belum pernah naik bus umum sama sekali.

Naik bus ternyata lebih harus sigap daripada naik subway, karena dia pemberhentiannya lebih banyak, tapi suara mbak-mbaknya lebih kecil. Dan monitor tulisannya pemberhentiannya cuma ada di depan, jadi kalo kita duduk di belakang ga bakal keliatan. Jadinya kita harus lebih siaga dan lebih peka supaya ga kelewatan halte yang kita tuju. Juga kalau mau turun, sebelumnya kita harus pencet bel dulu, supaya Bapak supirnya berhenti. Ternyata supir itu berhenti di suatu halte hanya kalau ada yang mau turun atau ada yang mau naik saja. Nah, kalo di halte itu ga ada yang mau naik (ga ada orang di haltenya) dan ga ada yang pencet bel turun, udah pasti dia ga bakal stop di halte tersebut. Jadi hati-hati ya!

Hal yang aku salut dari sistem transportasi di Seoul adalah integrasinya yang udah bagus dan menyeluruh. Kita bisa bayar bus pake T-money juga, dan bukan cuma bisa transfer antar subway aja, tapi kita juga bisa transfer antar subway-bus. Jadi dalam kurun waktu 30 menit kita ganti dari subway ke bus, itu kita ga kena charge tambahan dan kena biayanya sama kaya transfer stasiun biasa. Ribet ya? Hehe. Intinya meskipun harus ganti moda dari subway ke bus, tapi farenya tetep sama, ga kena charge tambahan karena pindah moda dan murah yang pastinya :) Pantesan orang-orangnya suka pakai trasportasi umum ya.

Kembali ke cerita perjalanannya, sampailah kita di terminal Namsan Tower. Dari terminal itu masih harus jalan lagi ke atas sekitar 200m. Di sana, sempet lihat pertunjukan pedang tradisional gitu, for free. Dan mampir juga ke lokasi love lock itu loh. Ternyata emang banyak banget ya, ada banyak yang udah berkarat juga hehe, sampe bentu asli pagernya udah ga keliatan.








Kita ga terlalu lama di Namsan Tower karena ga banyak juga yang diliat, malah gue sama Shofi nyangkut lama di toko souvenirnya haha.

Setelah dari Namsan Tower, terjadi perdebatan kecil tentang makan malam. Karena hari ini ga sesuai sama itinerary yang dibikin, jadi kita kebingungan makan di mana. Rencana awal akalu sesuai itinerary itu, kita makan di Halal Kitchen deket Gyeongbokgung. Tapi kalau kita makan Halal Kitchen-nya sekarang, besok setelah dari Gyeongbokgung Palace makan di mana dong? (hehe, emang anisah anaknya rada rese dan perfeksionis gitu ya, monmaap). Gue mengusulkan tempat yang ga ada di rencana, yaitu Yang Good. Kita ga masukin restoran itu di itinerary karena letaknya jauh banget, ada di daerah Gangnam sekitar 30-40 menit dari pusat kota dan jauh dari tempat wisata yang mau kita kunjungi. Tapi karena udah terlanjur keluar dari rencana juga, kita semua santai dan habis ini ga ada tempat tujuan lain lagi, plus guenya keukeuh pengen banget nyobain tempat BBQ korea halal yang katanya enak banget, usulan gue di-okekan yang lain dan pergilah kita ke Yang Good. MAKAN!

Sampailah kita di Yang Good, alhamdulillah ga terlalu susah carinya. Begitu masuk, isinya orang-orang berjilbab semua :") Emang belum banyak opsi makanan halal ya di sini, jadi wajar aja kalau semua orang muslim akan menuju tempat makan yang sama. Apalagi yang style-nya korean BBQ dengan daging yang udah certified halal, pasti harus dicoba dong.

'Yang' itu dalam bahasa korea artinya domba, jadi kebayang ya, main menu di sini adalah BBQ dengan daging domba. Kita pesen 2 porsi daging domba, 2 porsi daging ayam, 1 udon, 1 soybean paste soup, dan 1 spicy kimchi jigae. Ternyata dagingnya dibakarin sama mas-mbak di restorannya, jadi kita ga usah pusing-pusing bakar daging dan tinggal makan! Rasanya enak banget, meskipum gue jarang makan daging domba (apa ga pernah ya?), lembut dan bumbunya meresap dengan baik (udah berasa ahli kuliner aja, wkwk). Side yang kita pesen juga enak kok, meskipun kalau kita orang Indonesia sih bakal merasa rasanya agak hambar ya. Tapi karena kita semua dalam keadaan lapar, makanannya langsung habis dalam sekejap, hahaha.

duh, kalo liat fotonya lagi jadi ngiler ya :")



Setelah makan, pulang!
Hari ter-ga-produktif karena cuma ke satu tempat, tapi cukup untuk recharge diri, preparing for long days ahead! Siap-siap besok jalan jauh lagi~

DAY-5

Destinasi hari kelima adalah Gyeongbokgung Palace dan Bukcheon Hanok Village di pagi hari. Keluar dari rumah jam 9an karena kita mengejar upacara pergantian penjaga di Gyeongbokgung Palace jam 10. Must-see attraction katanya. Sesampainya di sana, kesan pertamanya "Gede banget ya" dan itu baru halamannya aja, belum masuk komplek istananya :") Upacaranya ada di halaman istana ini, tiap hari ada 2 kali pergantian. Selama upacara, ada narator yang ngejelasin setiap prosesinya dalam bahasa korea, jepang, mandarin, dan inggris, jadi para turis bisa mengerti apa yang terjadi di upasara ini.

Upacara Pergantian Penjaga di Gyeongbokgung Palace
Setelah upacaranya, kita beli tiket masuk (3,000 won for adult and 1,500 won for youth below 17), dan mulai deh penjelajahan Gyeongbokgung Palace setelah mengambil brosur guide di pintu masuknya. Alhamdulillah ada yang bahasa Indonesia juga, jadi ummi gue bisa sambil baca tentang cerita Gyeongbokgung Palace ini.

Sebagai catatan, komplek Gyeongbokgung Palace ini besaaaar banget ya. Dan ga cuma ada satu bangunan doang, tapi banyak bangunan, namanya juga komplek. Kalau mau mengelilingi semuanya butuh waktu lumayan lama, estimasi lebih dari 2 jam. Buat yang suka sejarah dan mau tau cerita-cerita di balik ruangan-ruangan di Gyeongbokgung ini gue sarankan untuk ikut free tour yang diadakan oleh Gyeongbokgung, tapi dia hanya ada di jam tertentu dengan durasi kira-kira 1.5 jam dan tentunya berbahasa Inggris ya :)

Selama berkeliling di Gyeongbokgung, gue jadi kebayang drama-drama korea yang gue tonton selama ini. Ternyata emang bagus ya dan terawat. Terus semuanya tuh fotogenik banget, aku suka :)


The mighty gate

Kalo liat gini tuh kadang gue jadi mikir, ini teh beneran di tengah kota Seoul?

Dari satu area ke area lain




Ohya, selain bangunan-bangunan peninggalan sejarah, di bagian belakangnya ada museum, namanya National Folk Museum of Korea isinya tentang sejarah manusia-manusia korea dan kebudayaannya. Gue rekomendasi juga kalian buat kesana, terutama yang seneng ke museum.

Satu lagi, kalo di Seoul kalian bisa sewa hanbok (pakaian tradisional korea) dan keliling berfoto-foto ria pakai hanbok di Palace. Dan kabar gembiranya, kalau kalian pakai hanbok, kalian bisa masuk semua Palace di Seoul dengan gratis! FYI, Palace di Seoul tuh ga cuma Gyeongbokgung, ada juga Cheongdokgung dan Palace kecil-kecil lainnya. Jadi, bisa jadi notes penting juga ya buat yang mau ke Seoul, tempat sewanya ada banyak kok di deket Gyeongbokgung bahkan di Klook juga kalian bisa book duluan kok. Tapi gue sih ga nyewa, karena males (dan malu) wkwkwk.

Setelah dari Gyeongbokgung, tujuan selanjutnya adalah Bukcheon Hanok Village. Katanya sih ini perumahan penduduk tapi didekor tradisional jadi bagus buat tempat foto-foto. Tapi ternyata tempatnya agak susah dicari dan harus naik tangga yang lumayan curam. Alhasil, kita semua rada bete dan ngomel-ngomel (hehe, maklum). Jadi kita ga terlalu lama di sana, langsung menuju tempat makan siang, yaitu HALAL KITCHEN.

Suasana Bukcheon Hanok Village. Ini perumahan yang beneran ada penghuninya loh.

Syukur alhamdulillah tempatnya ga terlalu jauh dari Bukcheon Hanok Village, jadi berkurang ke-bete-an kita semua hehe. Tempatnya ga terlalu besar, tapi untungnya lagi ga banyak customer juga karena udah lewat jam makan siang (kita baru makan sekitar jam 2, bayangkan betapa kelaparannya kita semua saat itu). Alhasil kita langsung duduk dan pesan makanan, yaitu Samgyetang (untuk 2 porsi) dan Bulgogi (untuk 2 porsi juga). Begitu makanannya datang, ada Bapak-bapak nyamperin meja kita. Ternyata beliau adalah ownernya, Mr. Hasan, orang korea dan muslim. Dia langsung ngejelasin tentang makanannya, Samgyetang yang katanya bagus untuk mengembalikan energi dan Bulgogi yang asal katanya dari 'bul' artinya api dan 'gogi' artinya daging, jadi bulgogi itu daging yang dibakar (gue baru tau). Beliau juga menjelaskan cara makannya seperti apa dan menawarkan diri untuk fotoin kita. Baiknya :) Akhirnya kita minta Mr. Hasan foto bareng sama kita juga deh, hehe.

Ini Mr. Hasan yang fotoin

Ini versi bareng Mr. Hasan

Makanannya enak! Kayanya ga ada restoran yang menyediakan makanan ga enak juga sih ya, haha. Akhirnya gue merasakan samgyetang dengan satu ekor ayam utuh. Dan ayamnya lembut banget, satu ekor utuh dari dipoteknya gampang, meskipun (lagi-lagi) agak hambar buat orang Indonesia. Tapi hambar itu justru sehat ga sih? (kesimpulan dari mana coba). Bulgoginya juga enak banget, dan yang paling gue amazed adalah sayuran di korea itu enak banget. Jujur, gue ga terlalu sayur dan anaknya menghindari makan sayur sebisa mungkin, tapi selama di korea, sayurnya terlihat menarik dan enak banget. Pantesan orang korea kulitnya bagus dan sehat-sehat ya.

Satu hal lagi yang gue suka secara umum dari restoran di korea adalah mereka udah menyediakan air putih di teko lengkap dengan gelasnya di taiap meja. Jadi selama makan di restoran, kita ga mesen minum sama sekali, dan boleh minta direfill kalau airnya habis :)

Setelah kenyang dan pamit ke Mr. Hasan, kita menuju Insa-dong untuk BELANJA!

Saat browsing, hampir semuanya bilang kalau mau beli oleh-oleh itu ke Insa-dong. Dan ternyata, emang sepanjang jalan itu isinya toko-toko penjual souvenir korea semua. Langsung berasa Tanah Abang wkwk. Langsung dimulailah perburuan oleh-oleh para ibu-ibu rempong ini.

Souvenirnya juga ada banyak macamnya, dari mulai yang mainstream seperti kaos Korea, sumpit, sampai barang-barang kerajinan handmade. Bisa dibilang 90% oleh-oleh belinya disini dan favorit kita adalah pouch simpel yang harganya cuma 1,000 won! Ummi gue sampe beli banyak banget (lebih dari 20) dan begitu mau bayar, ahjummanya bilang 'Omo!!' kaget dia :D

Tapi belanja di Insa-dong emang bikin kalap banget karena banyak barang-barang lucu dan unik yang bisa dijadiin souvenir. Jadi saran gue dalam membeli oleh-oleh adalah dilist dulu siapa aja yang mau dikasih oleh-oleh, tentukan budget oleh-olehnya berapa, dan pikirkan juga nasib bagasi lu gimana nanti wkwkw.

Karena di Insa-dong langsung heboh belanja dan ummi gue udah mulai sakit kakinya, jadi ga sempet foto-foto suasana Insadong. Tapi ya, kira-kira begini ya suasananya...

source: url
Tokonya ada banyak banget, jadi gue sarankan untuk liat-liat dulu sebelum kalap beli di toko pertama, karena bisa jadi di toko lain jual barang yang lebih lucu dan unik. Tapi gausah terlalu khawatir juga karena harganya rata-rata sama atau cuma beda dikiiit aja.

Begitu kembali ke rumah, gue dan Shofi berangkat lagi ke Lotte Mart untuk membeli stok makanan yang sudah mulai menipis plus beberapa item oleh-oleh dan titipan ummi, kaya peralatan makan. Oh iya, jadi ummi gue itu jatuh cinta banget sama alat makan korea, terutama sendoknya. Kalau yang suka nonton acara korea pasti tau, bentuk sendoknya itu ga selancip sendok Indonesia dan gagangnya lebih panjang. Dan ternyata enak banget loh pakai sendok itu. Lebih pas di mulut dan gagang panjangnya juga bikin nyendok makanan lebih mudah. Akhirnya kita beli dan bawa pulang ke Indonesia. Sekarang sekeluarga gue pake sendok itu semua :)

Beginilah hari kelima kita, dan bersiap untuk hari terakhir full day di Seoul besok :(

DAY-6

Kita beraktivitaslah kembali di hari keenam di sisa-sisa tenaga yang masih kita punya. Mungkin karena udaranya yang dingin, bikin cepet capek dan malas bergerak banget ya. Hari keenam ini kita mulai dengan mengunjungi museum, namanya The National Museum of Korea. Museum banget nis? Ya begitu lah kalo kamu punya anggota keluarga yang terobsesi dengan museum (baca: Shofi).

Museumnya besaaar banget dan bagus sih interiornya. Cuma isinya rada boring menurut gue karena lebih ke sejarah manusia dari zaman neolitikum (eh iya ga sih?). Pokoknya isinya batu-batuan yang menurut gue kurang menarik. Gue pribadi lebih suka yang National Folk Museum yang di Gyeongbokgung karena lebih ada ceritanya. Dan kita ga foto-foto juga di museum ini.

Setelah dari museum, kita segera menuu Itaewon untuk ngejar waktu sholat jumat, karena ummi gue keukeuh Azzam ikut sholat jumat. Jadilah kita menuju masjid satu-satunya di Seoul yang ada di Itaewon. Ini baru pertama kalinya kita naik Line yang menuju ke Itaewon dan begitu naik subway-nya suasananya langsung berubah karena penumpangnya banyak yang berwajah arab, bahkan yang duduk di depan kita itu sekeluarga berjilbab :") Begitu turun di stasiunnya lebih banyak lagi wajah wajah arab ini, pasti mereka semua mau jumatan juga ya.

Setelah berjalan kira-kira 7 menit dari pintu keluar stasiun, sampailah kita di Masjid! Lumayan besar ya ternyata, ada parkiran mobilnya juga. Dan jamaah sholat jumatnya banyak banget sampe keluar gedung. Kalau untuk wanita, tempat sholatnya di lantai 3. Disana aku ketemu sama banyak muslimah dari berbagai kebangsaan. Adem banget rasanya, apalagi kalo liat orang korea yang berjilbab :") Mereka kaya bawa catatan kajian dan materi keislaman berbahasa korea gitu. Alhamdulillah, semoga tetap istiqomah meskipun islam masih minoritas di sana ya :"


Suasana setelah
Setelah sholat jumat, langsung cari tempat makan! Karena Itaewon itu sangan terkenal sebagai kawasan yang paling 'Internasional' di Seoul, di sini ada banyaaak banget restoran halal (tapi banyak juga club-club malam gitu, hehe). Bahagialah kita menemukan banyak banget pilihan makanan, setelah 5 hari kebelakang ini cuma makan di restoran halal yang terbatas jumlah dan tempatnya. Akhirnya kita memilih Murere Muslim Food, ingin makan roti naan dan kari karena udah bosen sama makanan korea yang hambar. Perlu rempah-rempah! wkwkw.


Nest destination adalah Myeongdong. Akhirnya kita akan belanja skincare sodara-sodara! 

Nah, pas lagi jalan dari restoran balik menuju stasiun Itaewon, ada beberapa eonni-eonni (baca: mbak-mbak) yang nyamperin kita sambil bilang "Orang Indonesia?" "IYA" "Wah, kita bisa bahasa Indonesia!" woooow. Ternyata mbak-mbak ini sempet di beberapa bulan tinggal di Indonesia, tepatnya di Malang untuk belajar bahasa katanya. Terjadilah wawancara singkat antara kita berempat dengan mbak-mbaknya. Kita takjub karena para mbak ini bisa bahasa Indonesia dan mereka takjub karena kita jalan-jalan di korea tanpa guide dan ngerti 'sedikit' bahasa korea. Trus sebelum berpisah, mereka ngasih selebaran gitu, yang isinya adalah brosur tentang anjuran membaca alkitab. Langsung melongo lah kita... hehehe. Wah, luar biasa ya, ternyata mereka belajar bahasa untuk 'berdakwah' di Korea. Akhirnya gue dengerin penjelasan dia tentang di webiste mana gue bisa membaca pelajarn alkitab ini, gue ambil brosurnya dan kita mengakhiri perjumpaan menyenangkan dan unik ini dengan sesi foto bersama :D 


Sesampainya di Myeongdong, langsunglah dimulai perburuan skincare ibu-ibu ini (oke, gue doang sih lebih tepatnya). Ummi gue ga begitu paham skincare jadi dia mah yang penting selesai beli oleh-oleh aja, akhirnya kita bertandang ke Nature Republic dan beli Aloe Vera set. Kalo Shofi itu fans hardcore Innisfree, jadi dia hunting macem-macem produk di Innisfree. Nah, gue nih udah sempet bikin list dan top priority gue adalah cosrx. Cuma di Myeongdong ini ga ada flagship store-nya jadi gue ke Olive Young untuk mencari produk-produk yang gue inginkan. Olive Young itu retail kecantikan yang cukup besar di korea, kalo di Indonesia semacan Guardian atau Watson-nya lah. Setelah gue kesana, ada cosrxnya! tapi.... harganya sama aja, bahkan sedikit lebih mahal daripada kalo gue beli di online shop. Yah, kecewa :( Akhirnya gue tidak jadi membeli barang-barang di list gue dan hanya membeli beberapa produk yang emang lagi ada diskonnya (dan karena ga mau pulang dengan tangan kosong, hehe), yaitu Cosrx yang Low pH facewash, Neogen Lemon Gauze Peeling dan Acne Patch dari Olive Young.

Jadi, gengs, ternyata belum tentu kalo beli di korea itu harga skincare dan kosmetiknya lebih murah ya. Yang pasti diskon itu face mask (tapi sayangnya gue bukan pengguna avid face mask) dan emang ada beberapa barang yang didiskon, tapi harganya sama aja kok sama lu beli di online shop. Eh, tapi ini sepengamatan gue doang ya, yang cuma menghabiskan waktu 2 jam di Myeongdong. Dan karena tujuan utama gue ke Korea itu bukan buat shopping, jadi gue juga ga menjelajah lebih jauh tentang pusat-pusat perbelanjaan di Seoul ini. Kalau kalian ada hacks untuk belanja skincare di Seoul, mohon ajarin gue ya, hehe.

Penampakan Olive Young di Myeongdong
Gue di Myeongdong jadi jam 3-an sampe menjelang malem, dan semakin gelap, Myeongdong ini semakin rame. Dan yang bikin lebih menariknya lagi adalah food stall yang mulai bermunculan di malam hari. Bikin tension up! Tapi karena kita udah kecapean semuanya (dan habis makan juga), kita cuma nyobain satu jajanan yaitu Egg Bread. Enak!

Lanjut liat-liat bentar dan beli oleh-oleh buat Abi dan Hilmi yang tertinggal di Indonesia (hiks), pulanglah kita ke rumah dan packing! Ya ampun, udah mau balik aja ya....

-To be continued-

Comments

Popular posts from this blog

Singapore in 3D2N Part 2 : Itinerary

Pengalaman Ikut Test JLPT!

Testimoni Hamil dan Melahirkan