Memanggil Kembali MImpi
Huaaaah, kembali lagi sodara-sodara. Emang berkomitmen itu susah banget,
bahkan hanya untuk sekedar rutin menulis blog (._.)
Jadi gue terinspirasi menulis ini setelah kemaren (10/05) mengikuti acara
luar biasa keren di Wahana Bakti Pos, Jalan Banda, Bandung. Nama acaranya
Inspirasi Muda Mulia dengan pembicara kang Rendy Saputra. Beliau motivator,
penggagas Muda Mulia, sekaligus Business Counsellor, dan hampir jadi alumni ITB
(looh?). hahaha, kurang taulah gue juga. Yang pasti kang Rendy ini seorang
public speaker yang luar biasa, dan punya cita-cita mulia, ingin menginspirasi
banyak orang.
Nah, gue tau acara Inspirasi Muda Mulia itu dari postingan seorang senior
di facebook. Karena tertarik ngeliat promosinya (HTM IDR 50.000 gratis satu
gamis keke collection, sist!) gue ikutan deh. Bismillah, ngeluarin duit 50
ribu, semoga acaranya bawa banyak manfaat, ya Allah.
Dan ternyata sama sekali ga mengecewakan ikut acara ini. Gue bener-bener
dibikin ‘manut-manut’ (bahasa apa ini) selama mendengarkan pemaparannya kang
Rendy. Banyak cara pandang gue yang berubah setelah ikut acara ini, terutama
bagaimana cara gue memandang suatu ‘mimpi’.
Kalo kata kang Rendy di salah satu topiknya, “Mimpimu, amanah-Nya”. Kalau
kita punya suatu mimpi, maka mimpi itu bukan dari dalam diri kita tapi Allah
yang menyisipkan mimpi itu ke dalam hati dan pikiran kita. Kenapa gitu? karena
untuk bermimpi itu sebenarnya kita butuh tenaga dan yang bisa mentenagai kita
itu hanyalah Allah. Seperti ilustrasi dari kang Rendy
Suatu hari ada A dan B, si A sedang menulis-nulis di atas kertas
B: woy, lagi nulis apa lo?
A: gue lagi nulis mimpi gue nih, mau menghajikan keluarga gue. Gue lagi
nge-list siapa aja yang mau gue ajak
B: emang siapa aja yang lo ajak?
A: hmm, istri, anak, orang tua, mertua, nenek, kakek, paman, bibi,
keponakan.... siapa lagi ya?
B: Wah! Banyak amat! Gue mah ga berani mimpi segitunya. Gue cukup sama
istri dan anak-anak aja....
Lihat? Si B bahkan untuk bermimpi yang notabene cuma ‘pengennya gue’ aja ga
berani buat ngelist banyak siapa aja yang bakal diajak naik haji! Jadi emang
seseorang itu bisa bermimpi atas izin Allah. Allah yang mentenagai, menitipkan
mimpi itu ke dalam diri kita. Jadi kalo kita punya mimpi, misal pengen punya
seribu panti asuhan di seluruh negeri, bikin 100 sekolah gratis untuk anak-anak
ga mampu, jangan anggap mimpi itu muluk-muluk apalagi berpikir kalo itu IMPOSSIBLE.
No, no, no, no need to think like that.
Itu artinya kita dipercaya sama Allah untuk memegang dan merealisasikan mimpi
itu, bangga kan? Heheh
Makanya, setiap muncul mimpi, keinginan, hasrat, perasaan yang
menggebu-gebu untuk melakukan sesuatu bagi orang banyak, jangan buru-buru
negative thinking, ‘mana mungkin seorang gue bisa?’ ‘kemampuan gue kan
gini-gini aja..’ ‘ketinggian amat mimpi gue’. Karena toh mimpi itu tidak
terbatas pada kapasitas diri kita yang ada, tapi justru menjadi pemicu kita
untuk selalu meningkatkan kapasitas diri, ya kan?
Jangan ngerasa mimpi itu milik kita sendiri, tapi mimpi itu proyek kita
bersama Allah. Terkadang kita lupa akan hal ini sehingga kita memaksa
mereakisasikan mimpi dengan usaha kita sendiri. Padahal kita selalu punya Allah
:D
Jadi panggil kembali semua mimpi kita yuk, yang mungkin disimpan
dalam-dalam karena ga PD, dibuang karena kita menganggapnya muluk-muluk, atau
mungkin mimpi yang kita turunin levelnya karena dirasa ketinggian. Kita upgrade
lagi, bangkit lagi mimpi kita dan kembali berusaha meraih mimpi itu bersama
Allah SWT. J
Kalo kata kang rendy, kita sanggup karena kita dibekali oleh-Nya. TRUST
& BELIEVE sama Allah, okee?
Hehehe, kira-kira pemaparannya mengenai topik ‘mimpimu, amanah-Nya’. Oke
banget kan. Ini masih 1 dari 8 topik yang kang rendy paparkan kemarin. Jadi
masih banyak lagi. Doain gue ya semoga semangat ngepost topik-topik yang lain,
dan semoga semua yang membaca ini (semoga banyak) bisa mengambil manfaat,
soalnya gagasan kang Rendy ini emang worthy banget untuk disebarluaskan J
Comments