Get Inspired: Craving attention and social media



Sejujurnya, aku mengasumsikan diriku bukan orang yang 'banci perhatian' tapi kadang ada kalanya juga ingin diperhatikan, hehe. I mean, siapa sih yag ga suka diperhatiin?
Tapi setelah melakukan self-control untuk media sosial, emang terasa banget banyak efek positifnya ke dalam kehidupan secara overall.

FYI, aku udah deactive main account instagram dari November 2018 (wow, hampir setahun!) dan udah ga install aplikasinya juga di HP sejak saat itu. Tapi pengakuan dosa, aku masih ada second account yang dipake buat follow akun travel, akun skincare dan beberapa seleb yang suka aku kepo, wkwkw. Aku emang belum sepenuhnya lepas dari medsos, malah mungkin ga akaun pernah bisa lepas karena aku masih menjadikan medsos sebagai sumber berita no. 1, terutama dari Twitter. Namun, aku merasa bahwa aku bisa lebih menata rutinitas keseharian dan melakukan aktivitas-aktivitas yang lebih produktif setelah mengontrol diri dari medsos.

Ketika aku nonton TED talk ini, aku setuju banget sama abang Gordon-Levitt karena ngerasa sekarang kita hidup di dunia yang 'banci perhatian'. Semua orang ingin dapat perhatian tapi ironinya ga banyak orang-orang yang 'memberikan' perhatian. Akibatnya, orang-orang berantem di medsos udah biasa, merasa pendapat dirinya yang paling benar tanpa mau mendengar argumen orang lain. Kreativitas juga jadi terabaikan dan hanya konten-konten seadanya saja, "yang penting viral" hiks. Dan seperti yang dibilang di videonya, kalau manusia tuh ga akan ada puasnya. Dikasih perhatian, bakal minta lagi! Yang pada akhirnya lupa pada esensi bermedsos itu sendiri

Yaa, aku tau sih dapet banyak like dan retweet itu menyenangkan banget dan ada kepuasan sendiri. Tapi semoga kita bisa tetap mengimbanginya dengan lebih memberi perhatian pada hal-hal yang lain, buka cuma cari perhatian saja.

Comments

Popular posts from this blog

Singapore in 3D2N Part 2 : Itinerary

Pengalaman Ikut Test JLPT!

Testimoni Hamil dan Melahirkan