Posts

Showing posts from 2017

The Dawn of 2018

Okey, jadi sekarang sudah kurang dari 2 jam lagi menuju tahun baru, waktu yang sangat tepat untuk diisi dengan kegiatan pra-mengantuk dan biasanya di penghujung tahun, orang-orang akan menulis refleksi atau pun highlight hidupnya setahun, so here I am. Blog ini memang sudah seperti tempat sampah pikiran aja ya, seenaknya nulis disini. Tapi lebih tempat sampah diary tulis sih, cuma lagi malas menulis manual sekarang. Jika melihat 2017 kembali dari januari hingga sekarang, hmm, lumayan banyak ya yang terjadi. But mostly wasn't about me. Well, saya bekerja untuk pertama kalinya sebagai asistem proyek untuk waktu yang lumayan lama, 8 bulan. dari sana dapet kesempatan bolak-balik Bontang, stay di sana kurang lebih 1 bulan, dan dapet banyak pengalaman dan gambaran tentang life as an engineer, apa yang akan saya hadapi dan skill apa saja yang harus saya punya. I owe much to Pak Augie, Prof Yul, dan Pak Tua for this. Dan juga jajaran alumni TF di Badak NGL, terima kasih banyak atas kes

A bite of self-reflection

I enjoyed solo-travelling, when it just a short distance like Jakarta-Bandung vice versa or slightly farther, especially using train. Well, Jakarta-Bandung is already like my monthly routine, but I also like it when I have to do some business trip to another province using airplane, mostly alone and I always ask for seat beside the window when I check-in. I love the time when I can dozed off beside the window of train or airplane, looking outside, enjoying the scenery. So, enjoyable me-time that hardly you got when you enter eight-to-five-working-and-staying-all-day-at-office life. I even purposely ask for L**n Airline for my flight to the purchasing officer when I know that the flight will have 99.99% possibility of delay, so that I can have enough time to catch up on my book. Kind of silly, but I really cherish those time, I really need that. Well, that's not my point actually. As I said, I enjoy sitting beside the window, particularly observing people throughout the journey. W

[Review] My Weekend Movie-Marathon

Image
This was supposed to be posted last week, but right after Monday came, I became so lazy at home, even didn't bother to open my laptop a bit (so she got a full week of rest :p) and because my another weekend will start soon, so I forced myself open this page again. For a piece of mind :) So, last weekend was a blessed one, no social meeting, free from any kondangan or date with friends, and since I had full time for myself and I decided to do movie marathon. Rasanya udah berabad-abad ga nonton di laptop dan sekilas dapet inspirasi dari bukunya kak Urfa tentangan bagaimana 'cara' seorang introver menghabiskan liburannya, akhirnya langsung jadi mode super niat buat segera searching ada film bagus apa yang belum aku tonton. And here comes the list. The Big Short (2015) Penasaran banget sama film ini semenjak dengerin Himmah cerita tentang House Bubbling dengan begitu semangat, so I decided to go with this one first. And it was actually really interesting, kind of

[Review] Mendengar Nyanyian Sunyi by Urfa Qurrota 'Ainy

Image
Mendengar Nyanyian Sunyi by Urfa Qurrota 'Ainy My rating: 4 of 5 stars Kesan sepanjang membaca buku ini, "wah, gue banget""kok sama persis sih dengan apa yang aku rasain?" "oh.. ternyata begitu toh." Sebagai peminat ilmu-ilmu kepribadian, saya termasuk yang senang mencari-cari tahu tentang personality, termasuk MBTI lah yang paling banyak saya acu. Berkali-kali saya mencoba mengetes kepribadian saya, dari berbagai situs yang berbeda dengan pertanyaan berbeda, hasilnya pun beraneka ragam. Namun, satu yang tidak pernah berubah, yaitu huruf I, introversion over extroversion yang selalu menang. Setelah banyak membaca mengenai kepribadian, saya adalah orang yang sampai pada kesimpulan bahwa kepribadian itu bukan sesuatu yan saklek dan tidak bisa dikotak-kotakkan secara sederhana oleh empat huruf atau hanya satu kata sifat saja. Dia adalah sesuatu yang jauh lebih rumit dan misterius daripada itu. Tapi tidak bisa dipungkiri, suatu sifat bisa menjadi sang

Impresi Pasca Bekerja

Here we come. Lagi-lagi sudah lama ga menengok halaman ini, dan tanpa disadari membuka laptop di malam hari udah jadi momen langka. Biasanya pulang kerja yang bisa jadi jam 7 atau 8 di rumah, langsung tidur-tiduran sambil nonton TV, atau main HP, atau cuma sekedar bengong tanpa bergerak. Udah ga ada semangat untuk bergerak berpikir produktif lagi setelah dikuras seharian di kantor (kecuali kalau terpaksa atau memaksakan diri). Wah, ternyata gini ya kehidupan berkantor itu. minimal sepertiga jatah waktu dalam seharinya diambil dan hanya akan menyisakan kelelahan di malam hari dan siap-siap menyambutnya di pagi hari. Hidup terpusat pada bekerja itu sepeti itu ya ternyata. Dulu waktu kuliah, banyak hal yang bisa dipikirkan selain kuliah itu sendiri, ya itu tugas dosen lah, asisten praktikum lah, kerjaan organisasi lah, atau kerjaan part-time lah. Sekarang, no time for that. Jadi paham sih, kenapa bekerja itu harus dilandasi dengan itikad yang baik, kenapa kita harus berhati-hati dalam

Soon November

So I skipped my September without a blogpost and finally I find my time to open this blog tab again. Many things happened for past months and I am in the process of adaptation to the new circumstance, trying to be grateful and I AM grateful for everything happened lately. That I still got a chance to be productive, having experience working on a decent company, have new colleagues, earn money ;) SO many things going on that I don't know what to write here. I just want to let the world know that I am fine, living well, and still finding my way to become better, stronger person. I'll be back soon with more 'berfaedah' post ya, guys.

Books I've recently read : Women and stuffs

Image
Hi there again. Kali ini mau sharing tentang buku-buku yang udah saya baca, as I usually do, tapi kali ini berfokus pada buku tentang pemberdayaan wanita, para wanita, or simply tentang wanita. As I love to get inspired, saya senang sekali membaca buku-buku ini karena memberikan banyak inspirasi untuk terus bergerak dalam hidup dan tetap punya dginity sebagai wanita. Atau seringkali merasa kecil karena belum melakukan apa-apa dalam hidup ini sebagaimana wanita-wanita inspiratif itu. Apalagi mereka adalah sesama wanita seperti saya, makanya jadi kisahnya lebih terasa nyata dan lebih mengena.And of course, those are the books that I've really enjoyed, so I would be glad if you try to read them too. Disclaimer : ini adalah murni pendapat pribadi, tanpa sponsor (ya iya lah), dan hanya berdasarkan pengalaman dari buku-buku yang pernah dibaca, which is subjektif karena sedikitnya buku yang sudah saya baca sehingga saya sangat terbuka dengan berbagai rekomendasi yang lain. The Dre

Pendapat tentang sukses dan struggle

Kalau ada orang bisa menghafal satu halaman Qur'an hanya dengan 10 menit dan ada orang yang baru bisa menghafal satu halaman Qur'an setelah 1 jam, mana yang lebih baik? Mana yang lebih banyak pahalanya? Tergantung. Tapi kemungkinan besar orang yang butuh sejam lah yang berkesempatan mendapat pahala lebih banyak. Kenapa? Karena satu jam yang dipakai untuk menghafal, full diisi oleh bacaan Qur'an. Dia akan mengulang-ulang ayat Qur'an yang mau dia hafalkan, dibaca lagi, dihafal lagi, diulang lagi hafalannya sampai selesai sudah satu halaman dia hafal semua. Bukannya bisa menghafal cepat itu lebih baik? Belum tentu, bisa jadi dia bisa hafal satu halaman hanya dengan waktu sepuluh menit. Tapi ternyata sisa 50 menitnya dia pakai untuk main game yang ga ada faedahnya. 50 menitnya luput diisi oleh menghafal halaman selanjutnya, padahal dengan waktu sejam, dia bisa menambah hafalan 6 halaman. Bisa dianalogikan ke kehidupan juga sih konsep ini. Ga selamanya orang yang suks

Tujuan Hidup yang Butuh Ditata

Harusnya manusia ga bakal pernah kehilangan tujuan hidupnya. Tujuan manusia hidup di dunia itu apa? "Beribadah kepada Allah SWT." Selama kita masih percaya dengan pernyataan ini, harusnya manusia ga akan pernah kehilangan arah hidupnya. Beribadah itu konteksnya banyaak banget, dan opsi-opsi ibadah itu ga akan ada habisnya, mau kita setua renta apa pun. Mau kita sudah punya seluruh harta di dunia, pergi ke suluruh belahan dunia, sudah mencapai puncak karir, tapi kesempatan beribadah itu tidak akan pernah habis. Pada akhirnya, manusia memang dituntut untuk selalu bergerak dalam hidupnya. Bahan, ketika kita sudah abai dengan dunia, ga punya keinginan apa-apa, ga ingin bekerja, ga peduli dengan uang, tidak memiliki keluarga, toh selama kita masih bernafas, kita masih harus tetap sholat, puasa, dan zakat. Itu opsi ibadah yang paling minimal. Ladang ibadah di dunia ini sangatlah luas, tak terhingga. Tapi, dengan tujuan hidup 'beribadah kepada Allah' ini, kita tidak bisa
Trust me. tadi gue udah nulis post baru panjaaang banget, tapi gara-gara internet yang super ga jelas ini, tiba-tiba semua tulisan itu hilang entah kemana. Ga ada di draft, ga ada di list published post. Hilang ditelan bumi. And I am totally not in mood to type down AGAIN all of previous writing, so here it is. Mengisi blog post baru dengan tulisan ga jelas. Semoga ada lagi niat buat nulis di blogs di sertai kondisi internet yang memadai.

Resolusi Si Penggemar Kucing

Image
Kok judulnya gitu? Jadi gini ceritanya.. Saya punya adik mentor, sebut saja N. Anaknya suka semau sendiri, tapi yang pasti dia penggemar kucing. Ada satu kebiasaan dia yang bikin saya heran sekaligus kagum. Setiap hari dia bawa sebotol makanan kucing ke kampus. Waktu pertemuan perdana mentoring, di tengah-tengah pemberian materi, seperti biasa, ada satu kucing berseliweran. N langsung memanggil kucing itu, 'Waduh mau ngapain nih' sebagai anti-kucing, saya ogah banget ada kucing ikutan mentoring saya /-_-/ Ternyata N mengeluarkan sebuah botol dari dalam tasnya, "Sini, kamu laper ya" dan diberilah makan si kucing itu. Saya cuma bisa melongo. "Kamu tiap hari bawa itu?" "Iya kak" "Dikasih ke kucing mana?" "Mana aja kak, seketemu di jalan aja, hehe" "Habis ga tiap hari?" "Biasanya abis sih kak" "ooo (kemudian speechless)". Ketika itu cuma ada satu yang di kepala saya. Salut. ***** Pertemuan men
Setelah masuk ke dalam proyek dosen ini dan menjalani kehidupan 'selayaknya' bekerja, entah pikiran jadi lebih tenang daripada masa 'menganggur' dulu. Sebelumnya kerjaannya galau terus, browsing sana-sini, cari kerjaan yang bisa dilakukan sambil nunggu LoA dari kampus yang udah didaftar, galau (lagi) ga jelas. pokoknya pikirannya disibukkan dengan hal-hal pribadi yang mengganggu, bisa dibilang kekhawatiran yang berlebihan. Begitu sudah punya hal yang dikerjakan, pikirannya jadi lebih fokus, kerjaan jadi lebih jelas, pikiran udah ga mondar-mandir kesana kemari lagi karena kita punya prioritas yang harus diselesaikan. jadi lebih tenang, istirahat juga lebih nikmati, dan kesendirian lebih dihargai. Manusia memang harus bekerja, harus bermanfaat untuk orang lain, biar tidak disibukkan dengan urusan diri sendiri saja. Jadi inget taujih ustadz tentang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongmu. 'Kalau kita tidak disibukkan dengan proyek-proyek kebaikan, maka

Syukur di Malam Sabtu

Manusia yang bekerja Mon to Fri, 8 to 4 (atau 9 to 5) pasti ngerti banget betapa membahagiakannya malam sabtu, seperti malam ini. Begitu jam menunjuk angka 4 pada hari jumat, waah pikiran udah liar kemana-mana, malam ini tidur jam berapa, besok mau ngapain, lusa mau ngapain, mau nonton apa, baca apa :) Saya bersyukur bisa jadi yang merasakan itu :) rasanya tak perlu susah payah untuk mencari pengalaman bahagia, cukup jam 4 di hari jumat sudah seperti terapi 'how to be happy', hehe Seperti malam ini, bisa menghabiskan waktu ngoceh di blog, bukan nulis draft Job Safety Analysis seperti tadi malam. Dan bisa pergi tidur tanpa pikiran besok pagi harus mandi jam setengah 7 :") Alhamdulillah, terlalu banyak hal yang bisa kita syukuri, seperi malam sabtu ini :)