Mahasiswa

Pengen curcol ya ttg hal yang akhir-akhir ini lagi trend topic banget di kampus gue tercinta. Ini tulisan dari seseorang yang cuma jadi pengamat (a.k.a kepo-ers) tanpa tahu harus bertindak kaya gimana, hehe. Bukan tulisan yang penuh dengan unsur-unsur politik atau adu argumen. Cuma tulisan sok-sok an aja, jadi mohon disimak dan dibawa santai aja yaaa :D

Bismillah,
Jadi gini. Setelah gue terlibat di kepanitiaan pemira 2013 dan mengikuti hal-hali yg terjadi di dalamnya, gue mendapat banyak banget pengalaman dan pembelajaran tentang pergerakan mahasiswa. Bener banget kalo kampus itu miniatur kehidupan politik Indonesia. Dan juga bener banget kalo ada yang bilang mahasiswa tuh ga boleh apolitis, karena kalo bukan anak muda yang pegang perpolitikan, siapa lagi?! Masa nenek-nenek?! Hehehe
Tapi kok setelah gue perhatiin lagi, dikit banget sih orang-orang yang mau berpolitik di kampus? Gue ikut kabinet, disana banyak senior-senior super kece yang berjuang buat mahasiswa, kampus, bahkan buat negara. tapi mereka dikenalnya di golongan itu-itu aja ya(A.k.a golongan yang emang sadar pentingnya berpolitik). Gue juga ikut unit kesenian, disana banyak banget kakak-kakak keren yg emang bakat di musik. Tapi mereka sama sekali ga heboh soal isu-isu kampus ya? Kalo gue di unit, kerjanya cuma seneng-seneng doang, ga kepikiran sama sekali soal isu kampus. Ga ada yg ngomongin bahkan.
Berarti selama ini kabinet masih kurang ya dalam mengayomi semua unsur-unsur penyusunnya. Banyak mahasiswa yang ke kampus cuma pengen dapet enaknya doang, sesuai keinginan mereka. Padahal kalo buat gue sendiri, jadi mahasiswa itu bukan cuma punya tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang tua tapi juga untuk masyarakat sekitar dan lebih luasnya lagi terhadap bangsa ini.
Jadi mahasiswa itu ga cuma mikirin kesejahteraan dirinya, tapi juga kesejahteraan masyarakat.
Lalu, muncullah dua orang super (berasa pahlawan) dengan gagasannya buat memperbaiki kondisi ini. Namanya kak Nyoman dan kak Yorga. Buat gue, dua orang ini kece badai. Punya ide yang oke banget buat kampus ini. Dan yang patut diacungin empat jempol adalah keberanian dan inisiatif mereka untuk menjadi pemimpin buat kita semua.
Meskipun pada akhirnya kaya gini, tapi seenggaknya kasus yang terjadi bisa menimbulkan kepedulian massa kampus, kalo kita butuh semuanya berhimpun dan jadi solusi buat negara ini. Ga peduli siapa yang bakal jadi, baik itu yang bergerak atau yang melukis (atau bisa jadi seseorang yang lain) gue sih berharapnya membawa arah pergerakan mahasiswa ITB ke arah yang jauh lebih baik.
Dan juga mengomentari kasus yang menimpa kedua tim, emang kayanya kita ga bakal tau apa yang bakal terjadi dalam permainan politik. Orang baik bisa terlihat buruk, dan justru orang buruk bisa terlihat sangat baik. Ga ada hitam putih, adanya abu-abu #naon. Makanya gue setuju banget sama yang dibilang kak Abram, "ideologi itu mahal harganya". Mahasiswa punya ideologi dan itu yang ngebedain kita sama politikus veteran di ibu kota sana. Kita belom diiming-iming uang dan jabatan sehingga berjuang atas dasar hati nurani kita. Begitu lah seharusnya seorang mahasiswa :D

Eh, yaampun gue nulis udah ngalor ngidul kemana-mana. Yaudah sekian dulu catatan ga penting ttg politik kampus dari gue yang sok ngerti.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Comments

Popular posts from this blog

Singapore in 3D2N Part 2 : Itinerary

Pengalaman Ikut Test JLPT!

Testimoni Hamil dan Melahirkan